Saturday, February 25, 2006

My Album, From Then Till Now.




The Early Years
( Jakarta -The Netherlands - Bandung)

Setelah melewati masa pengenalan yang singkat, pada 23 July 1983, kami bertunangan, yang dirayakan dirumah salah satu adik ayah yang tinggal di Jalan Minangkabau - Manggarai Jakarta.

Sementara tunangan kembali ke Belanda, pada Agustus 1983, saya tetap di Jakarta, dan masih bekerja di IKPT,sebuah perusahaan kontraktor, yang pada saat itu masih berlokasi di Hang jebat Kebayoran baru.Tanpa disangaka kemudian hari, bahwa teman2 yang pada saat itu bekerja di IKPT kembali bertemu di Bontang, karena mereka mengerjakan proyek Train F dan G disana.


Pada tutup tahun 1983, sempet jalan2 ke Belanda selama 2 minggu, sekalian nengok tunangan, apa kabar gerangan, dan musim sedang dingin sekali pada saat itu, ya namanya juga winter dibulan Desember.


My marriage :

Bertempat di Mesjid Sunda Kelapa Jakarta, tanggal 27 May 1984, jam 10 pagi, dilaksanakan ijab kabul, pernikahan antara Raden Ayu Estherlita Suryoputro dengan Bambang Sadaryanto Santoso.
Yang menjadi saksi, dari pihak mempelai wanita : alm. oom Satyawan ( adik ipar ayah saya) dan dari pihak mempelai pria, oom Sutono ( adik ayahnya mas Bambang).


Foto bersama tamu undangan, Oom Fuad Hassan dan Tante, yang waktu itu belum jadi menteri, ketika adik saya yang menikah, si oom ini udah jadi menteri, jadi deh kawinan adikku yang datang pak Menteri....aku lagi gak untung....

Berfoto dengan mertua dan adik ipar.Yang unik sebetulnya, adik ipar ini pernah satu SMP, di SMP 2 Bandung, dan pernah juga satu SMA, di SMAK Dago Bandung, bahkan sempet satu kelas di kelas 2, sebelum Ilham nih berangkat ke Belanda ikut orang tuanya. Tapi bener2 gak tau kalau punya kakak, baru setelah kenal ama kakaknya eh ternyata kakaknya Ilham. Kok gak bilang2 dari dulu sih kalau punya kakak...

Foto bersama orang tua dan juga Eyang Mamie, ibunya ayah saya.
Sayang sekali beliau ini meninggal pada saat saya masih di Belanda. Jadi ini adalah kali terakhir event bersama sang Eyang....
Nyuwun Ngapuro Eyang......


Wednesday, January 25, 2006

My New Place


Delft - Belanda

Begitu menikah, langsung cabut ikut suami ke Belanda, tepatnya dikota Delft.....
Kota pelajar sekaligus kota turis. Terkenal akan produk potterynya yang dikenal bernama Deflt Blue/ Delft Blauw.
Kami datang di Belanda, bulan Juni 1984, pada saat musim panas mulai menjelang.

Foto2 dibawah ini agak kurang bagus lagi, maklum mutu foto 22 tahun yang lalu.


Pada awal kami tiba, masih menempati kamar bujangan,di Roland Holstlaans 512 dilantai 15, karena belum dapat flat untuk keluarga, masih ngantre, tapi ya namanya pasangan baru, seneng aja bawaannya. lihat deh isinya kamar ini, penuh segala macam, untung cuman 2 bulan tinggal disini.

Kemudian kami pindah menempati 1 studio room, flat mahasiswa di Roland Holstlaan 203, dilantai 5. Meski alamatnya mirip tetapi gedungnya berbeda karena untuk nomr genap satu bangunan dan nomor ganjil dibangunan yang lain. Flat yang dikenal sebagai stahlbouw, karena memang dibuat dari rangka baja.
Foto ini diambil pada saat musim semi 1985, diteras depan dari flat kami. Sebetulnya foto didepan teras ini ada dalam 4 musim, cuman yang ketemu baru ini. Kelihatan sekali pohon2 mulai menampakkan pucuk2nya yang hijau. Setiap musim, berbeda sekali tampak pada pepohonan ini, sangat unik. Sudah mulai kelihatan setahun di Belanda, pipi makin tembem, kebanyakan makan keju kayaknya.


Pulang belanja, enaknya bisa pake kereta belanja kecil, macam tas tarik model tas bagasi pesawat. Tas belanja model gini banyak sekali dijual diBelanda, yang jarang dilihat dinegara lain.Tampak latar belakang bis kuning, itu transportasi sehari hari yang nyaman. Ini rasanya habis pulang dari Konmar di in de Hoven karena tampak latar in de hoven. Dan kelihatannya musim gugur, karena pohon2 pada gundul.

Mobil kesayangan kami, ini mobil pertama kami, sebelum menikah suami pake VW biru kodok, kemudian karena dimakan usia, pada saat saya datang ke Belanda kami beli honda civic 2 pintu ini. Lumayan juga mobil lama ini, bisa kami gunakan hingga kami kembali ke Indonesia.


Musim salju pertama tahun 1984, bener2 sangat menyenangkan untuk dialami, dinginnya memang bukan main, dan pada saat itu dikatakan dinginnya hingga - 18 C,dan dalam waktu yang lama hingga lomba ice skating disungai yang melewati 11 daerah yang dinamakan elf steden tocht bisa berlangsung setelah bertahun2 tidak dapat dilangsungkan karena tahun2 sebelumnya Belanda musim saljunya tidak berlangsung lama. kalau gak salah musim salju periode saat ini, salju terakhir turun di bulan maret dan salju pertama turun setelah tahun baru. ( waktu tahun 1985, salju pertama turun bulan oktober).
Flat kami tampak dikejauhan.


Saturday, December 24, 2005

Toko Ramee dan Bazaar

Selama masa study di Belanda, untuk menambah pengalaman, juga lumayan nambah uang saku, penulis bekerja pada salah satu toko yang menjual aneka ragam makanan Indonesia, baik yang masih mentah maupun yang sudah matang.
Karir di toko itu dimulai dari pencuci panci dan pemotong bahan makanan hingga dipercaya untuk membuat risoles, atau martabak ( dalam jumlah yang aduhai....) dan pekerjaan memasak lainnya.
Toko Ramee, tempat saya belajar dan magang, rasanya gak cukup terimakasih saya pada toko yang satu ini, bisa sambil belajar dan dibayar pula. Memang hobby memasak sudah lama saya sukai hanya saja dengan bekerja ditempat ini, bisa juga belajar bagaimana cara me-manage masakan dalam jumlah besar, yang akhirnya saya bisa membuka usaha catering hingga 13 tahun di Bontang. Disinilah cikal bakalnya.


Para cabin crew berpose, Magda pake baju biru spesialisasinya risoles, Gina baju coklat biasanya kerja di depan, tante Ram yang orang Thailand, bantu potong2, yang baju kotak2 ini si pembuat martabak ( asli lupa namanya). Waktu ini karir saya baru bantu2 aja belum dipercaya bikin sesuatu dan potong2 sayur aja, kadang bantu2 didepan, melayani pembeli makanan. Baru setelah saya buka bazaar sendiri baru dipercaya masak atau bikin kuenya.....
Yang jongkok, anak pemiliknya, Lily dan suaminya yang gemuk dibelakang Guan Ciang, yang pake baju putih itu pemiliknya, Tante Tan. diapit dengan mvr Wiesje dan tante Ram.


Di tahun kedua tinggal di Belanda, dengan berbekal ilmu yang didapat dari toko Ramee berani- in diri aja ikutan bazaar.Menu yang ditawarkan, sebagian besar bikin sendiri kecuali bakpao ( konsinyasi), lapis ( lupa siapa sumbernya), kopi dan minuman kaleng.

Nah ini timnya, kita aja ber4. Tangguhkan ? jaman itu lho segini banyaknya makanan dikerjakan ber 2 aja, pan yang laki2 mah tim support. Toni ini teman sekolahnya mas, yang kebetulan pacarnya Endang berteman baik dengan saya.( 22 tahun yang lalu sih mereka masih pacaran, sekarang mah udah nikah dan punya anak 2, Eveline dan Celine).Toni ini yang ngajarin saya ber email ria, ditahun 94, saya gak pernah lupa deh jasamu itu. Kalau sama Endang sih sampe detik ini juga masih saling ber komunikasi. Dan kalau kami mampir Belanda selalu menyempatkan datang kerumah mereka, teman lama yang masih akrab..... Ya gak sih Endang ? jadi inget kamu mau bikin ayam kodok terus dipandu dengan email ? jadi juga ya ayam kodoknya, hebat kamu.....

Nih suasana jualan di Bazaar Oosterse Markt, yang terjemahan bebasnya berarti pasar dari timur, bertempat diMuseum Nusantara. Ramai sekali pengunjungnya. Dan alhamdulillah habis loh dagangan kita nih.
Bagian ngomong ama orang Belandanya sih bagiannya Toni, yang memang sejak umur 5 tahun sudah tinggal di Belanda, wah logatnya mah udah gak bisa dibedain lagi ama lokal londonya...
Gayanya nge-goreng tahu isi sih boleh juga ya ? Sambil kedinginan soale kan harus pake baju batik, nah namanya gak punya batik, yang ada daster ini aja, jadilah daster dirangkep sweater tapi tetep aja agak kedinginan, soalnya musim semi kali ini masih agak dingin.
Masih terkenang londonya tanya : Wat is ongol2 ? dengan logat g nya londo. Tapi yo laku tuh, abis unik. Londo kan banyak yang suka kue2 tradisionil kita.
Kami juga masih dibantu dengan 2 orang teman lagi, yang satu teman baiknya Toni, alm Imam ( sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kanker otak), juga Budi kakaknya Toni, yang datang bantuin jualan aja terus lari pulang..... Wel, gezellig hoor met jouw in de buurt.



Wednesday, December 14, 2005

Graduation dan Papa Mudik


Bersama teman seangkatannya , orang Indonesianya cuman satu dan paling kecil lagi..... GPPlah yang penting klein maar fijn....ho ho...ho....



Dewan Dosennya. Kagak pake toga2an, pembagian ijazahnya juga gitu aja, gak ada yang istimewa, modelnya sih kayaknya sudah harusnya kamun lulus, kebangetan kalau engga....

Turun podium setelah pembagian Ijazahnya. Apa sih yang dibicarakan ? Kayaknya seruius gitu. Selamat ya mas, selesai juga kuliahnya akhirnya.
Eindelijk zeg.....



Akhir dari periode bulan madu kami yang indah di Belanda, kamu mesti kembali ke Bandung - Indonesia. het is de tijd on terug te keer naar echte wereld.

Ada akhirnya juga kamu tinggal diBelanda ya mas, setelah 9.5 tahun akhirnya pulang juga. Katanya sih ( pada saat itu), IPTN minta agar kamu segera pulang , diperlukan disana....kononnye....
Foto bersama teman2 IPTN, angkatan muda2 yang sedang menuntut ilmu di Delft.Berpose didepan Flat kami, Roland Holstlaan

Yang nganter sih kelihatannya girang aja, rame2 seneng2, biasalah anak muda....
Kebetulan saya masih tinggal diBelanda setengah tahun lagi, menyelesaikan sekolah komputernya itu lho, sekalian ogah buru2 pulang, ijin tinggalnya aja masih ampe tahun depan kok....

Nah ini orang tua angkat saya, mereka tuh banyak sekali berjasa dalam urusan kehidupan kami, bukan secara fisik materi tetapi moril steun. Banyak sekali kami belajar mengenai kehidupan pada blio ini. Dick dan Agathe van Tetterode, zeer bedankt met alles dat jullie gedaan heb. Maka resmilah aku dititpkan pada blio ini selama tinggal di Belanda sendiri, meski saya tetep tinggal di flat sendiri.

Ini moment yang sangat gak enak diinget saat itu.
Pose terakhir di Schiphol - Belanda, gak kebayang lagi kapan bisa kita kembali kesini lagi ya ? Gak kebayang lah.....
( Nasib memang berkata lain, gak taunya hampir tiap tahun kami mengunjungi Belanda di periode tahun 90-an)

Yang paling kanan dan paling kiri, adalah 2 family saya, Wasta dan Eko Pambagyo ( Cucuk) yang sekarang masih berkarya di IPTN. Kalau Wasta nih gak tau lagi kemana gerangan dia setelah tahun ke 3 kembali ke Indonesia.....

Saturday, December 10, 2005

Hari hari terakhir tinggal di Belanda

Agustus 1986

Pada saat terakhir tinggal diBelanda, kebetulan ibu saya nyusul, mau jalan2 katanya sambil nungguin saya ngepak barang kalinye....
Abisnya pas saya ngepak, blio nih sedang jalan2 ke Inggris, Perancis dan Jerman. Hebatnya ibu saya tuh dapat kenangan dari perjalanan itu, ketemu teman yang sampe sekarang masih kontak2an.

Jalan2 ke Volendam, biasa kan kalau turis ke Belanda apa lagi yang dicari, ya ke Volendam, selain foto pake baju khas londo, juga souvenirnya asyik banget, banyak pilihannya dan gak mahal.
Hari hujan jadilah kita menari payung gaya seenaknya....heran juga kok saya bisa punya payung yang senada ama bajunya, sepatunya juga matching banget....

Kalau ngelihat dandanan ibu saya, kayaknya hari itu dingin ya ? lha kok saya pake rok doang mana pendek lagi, koq kuat ya ? Biasa kan udah ngerasain salju yang lumayan dingin jadi summer dingin mah kecilllll, jangan coba sekarang, gara2 turun berat badan lebih 20 kg, sekarang mah kerjanya kedinginan melulu.....

Nah ini yang sedap, dingin2 mampir sini, pattat krametje, kentang gorengnya atau french friesnya Belanda itu besar2 tapi garing dan yang uniknya itu sausnya mayonnaise yang khusus untuk patatnya, bukan mayo yang ada disupermarket, warnanya lebih krem dan gurih sekali, nyam nyam. Juga mosselen, itu lho kerang ijo yang goreng tepung juga enak disini( tapi aku gak suka). Juga ada haring goreng tepung, ada juga yang mentah, kan doyanannya orang londo makan ikan haring mentah. Kayaknya haring tuh ikan sarden deh? Gak pernah suka aku baik yang mateng apalagi yang mentah...passsss.....

Akhirnya habis juga hidup saya diBelanda, seneng banget tinggal dinegara ini, rasanya pada saat itu sewaktu akan meninggalkan Belanda, sedih banget.
Tapi kalau saat ini saya ditanya mau gak tinggal lagi disana, kok jawabnya, engga ah cukup aja, kalau main kesana lagi masih oke. Kangen juga ama anginnya yang kenceng, sampai bikin badan oleng, juga dengan saljunya yang tebal.
Tapi untuk tinggal menetap disana rasanya belum terbesit lagi keinginan. Mungkin karena setelah kami tinggal di Bontang kan sering banget kami mampir Belanda, dan rasanya akhir2 ini Belanda gak senyaman waktu kita tinggal disana.
Mungkin juga karena alasan yang sudah lama menjadi ganjelan dihati, untuk tinggal ditempat dimana makanan halal gak susah dicari. Gak nyampur mana yang halal dengan yang gak halal. Gak enaklah rasa hati ini, rasanya memang sudah waktunya lebih allert lagi, karena di jaman muda batasan itu meski tidak sekalipun dilanggar tapi juga selalu ada digaris yang tipis. Diusia sudah mulai tidak muda lagi, apalagi yang akan dicari, kalau bukan dan hanya ke ridhoan Allah semata.

Thursday, November 24, 2005

Bandung, awal kami berkarya.

Kuliah selesai..... waktunya mudik dan berkarya di negara sendiri....
Kami kembali ke Indonesia dan berkarya di salah satu perusahaan penerbangan, sama sama kami bekerja disana selama 4 tahun.
Ditahun ketiga tinggal diBandung, lahirlah anak kami dengan selamat, tepatnya pada 11 November 1988, jam 11.30 di hari Jumat, dengan besar 4.5 kg panjang 52 cm, seorang bayi laki2 yang besar dan ndutlah.... Bestramy Delfarza, buah hati kami lahir di Rumah Sakit Boromeus Bandung.
Saking besarnya gurita bayi pun gak cukup.....

Tahun ke empat, dengan membawa anak berumur 8 bulan, kami ber "transmigrasi" ke Bontang Kalimantan Timur.....


( Masih bersambung..........file masih ketinggalan di tanah air , sabar ya......)

Sunday, October 23, 2005

The Blossoming Years

( Bontang for 15 years)
Karena suami bekerja pada PT Badak NGL.CO, Bontang- Kalimantan Timur, maka kami bertiga harus pindah, untuk tinggal dihutan yang nun jauh dari keramaian kota.
Komplex perumahan yang kami tinggali, begitu nyaman, asri dan aman. Udara yang jauh dari polusi dan kemana mata memandang hijau menghampar.........


Karena banyak waktu luang selama tinggal diBontang, maka setelah utak atik resep dan promosi keteman teman membuat penulis ditahun ketiga memberanikan diri untuk memulai bisnis catering. Mulai dari tetangga dekat, kecil2an dulu hingga ditahun ke 13 saat penulis meninggalkan Bontang sudah menjadi bisnis yang sangat lumayan dengan 4 pegawai. Sayang sebetulnya tapi kan lebih sayang ama keluarga ya.....


Lokasi : Pulau Bras Basah-Bontang ( Juni 2004)

Thursday, September 22, 2005

Travelling Period 1995 - 1998

Selama tinggal di Bontang, ada aja tugas suami keluar negeri yang kami biasanya turut serta ( biasa gak mau ditinggal), atau penulis travelling sendiri ke luar negeri untuk belajar memasak.
Negara yang kami kunjungi al :
Singapore,Holland, Brussel, GB, Switzerland, France, Germany, Italy, Swedia,USA, Korean and KL.


Leiden ( 1995) - Brussel( 1995) - London (1995)




Paris ( 1995) - Venezia( 1995) - Swiss ( 1995)





Koln ( 1995)- Disney Land Paris ( 1995)








Gerbang Berlin (1996)







Kursus masak di Caux Switzerland ( 1996).



Caux - ( bersama sama tim dapur) 1996.









Den Haag ( 1997) - Aberdeen ( 1997) - Volendam (1997)



Norkopping - Swedia ( 1998) - Leiden ( 1998) - Singapore ( 1998)



Samarinda ( 1998) - Madurodam ( 1999) - LA ( 1999)



This page is powered by Blogger. Isn't yours?